Beranda > JEJAK > Masjid Baiturrahim Tualang Peureulak

Masjid Baiturrahim Tualang Peureulak

TRANSPARAN EDISI 11 .pmdACEH TIMUR, Transparan- Ukiran kaligrafi arab berwarna kuning keemasan  begitu jelas terlihat pada resplang, ketika memasuki komplek Mesjid Baiturrahim Desa Tualang, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

Masjid yang dibangun pada tahun 13 H oleh Teuku Chik Muhammad Ali atau Teuku Chik Raja Muda yang lebih dikenal dengan nama Teuku Chik Krueng Baro ini adalah seorang Ulee Balang dikawasan Peureulak, anak dari Tok Po Kalam yang mula – mula membuka wilayah Tualang dan dinobatkan sebagai Raja daerah itu. Papar, T. Ali Basyah (77)  salah seorang keturunan Teuku Chik, kepada Transparan, Kamis(20/8)

Bangunan mesjid memang telah direnovasi beberapa kali oleh pihak keluarga dan masyarakat sekitar. Seiring dengan per-kembangan zaman dan usangnya atap serta tiang dan dinding  yang terbuat dari kayu. Namun, arsitektur masih tetap terpelihara seperti sedia kala. Sekarang telah dibangun menara dan tempat parkir serta bagian depan masjid telah dilakukan penambahan bangunan. Hal ini dilakukan agar dapat menampung lebih banyak jama’ah lagi, terlebih pada saat shalat tarawih pada bulan Ramadhan, ujar T.Ali.

Didepan pintu masuk masjid terdapat sebuah papan pengumuman bertulisan Arab gundul yang artinya “Masjid ini didirikan pada tahun 13 H oleh Teuku Chik Muhammad Ali atau Teuku Chik Krueng Baroe, bagi musafir yang datang ke masjid ini nafkahnya ditanggung,” lebih lanjut T. Ali Basyah menjelaskan, bahwa setiap selesai shalat Jum’at pada masa kepemimpinan Ulee Balang, maka seluruh jama’ah yang berdatangan dari Alue Nireh, Sungai Raya dan daerah lainnya sebelum pulang disediakan makan siang di Istana dan diberikan sedikit uang transportasi.

Didalam masjid terdapat mimbar khutbah yang berukir kaligrafi berwarna kuning keemasan, ukiran ini berasal dari Penang, Malaysia. Pada sisi kanan mimbar menjelaskan tentang tata cara dan syarat shalat Jum’at sedangkan pada sisi kiri menjelaskan tentang  doa setelah adzan berkumandang. Pertama sekali yang menjadi Imam di masjid ini adalah Tgk. Abdullah Tungkop selama lebih kurang 10 tahun.

Dengan luas sekitar 2 hektar, komplek masjid ini terdapat makam para ulee balang beserta keluarganya. Disisi kanan masjid terdapat komplek ma-kam Teuku Chik Krueng Baroe, sedangkan dibelakang masjid terdapat makam Teuku Chik Abu Bakar Muda Peusangan, Ayah dari Teuku Chik Muhammad Thaeb, Ulee Balang Peureulak yang terakhir dan juga ayahanda dari Teuku Abdul Hadi Thaeb mantan Gubernur Aceh.

Pada saat ini sangat sedikit masyarakat mengetahui tentang literature masjid-masjid tua di Aceh. Hal ini juga dipengaruhi oleh sangat sedikitnya sejarah masjid yang ditulis, sehingga untuk menyampaikan informasi ini kepada masya-rakat sulit sekali mendapat sumber sebagai referensi.***[Putra Zulfirman]

Kategori:JEJAK Tag:
  1. Kandar
    Desember 12, 2009 pukul 22:14

    It’s Funtastic. . . . . . . . . . I love my village. . . . . . . .

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar