Beranda > Religi > Ramadhan Kariem; Berburu Berkah di Bulan Mulia

Ramadhan Kariem; Berburu Berkah di Bulan Mulia

Ramadhan Kariem; Berburu Berkah di Bulan Mulia

Oleh Tgk. H. Iqbal, B.Th, MA

Akhirnya bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam kembali lagi. Adalah suatu kenikmatan bagi setiap individu yang kembali menemui bulan mulia di tahun ini. Bulan mulia yang didalamnya terdapat sebuah ibadah istimewa yaitu ibadah puasa yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam sebuah ayat : Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. QS: Al-Baqarah: 183.

Bertemu kembali dengan Ramadhan merupakan suatu keberuntungan. Keberuntungan yang tidak di miliki oleh semua orang, dikarenakan oleh beberapa sebab semisal; kematian ataupun keuzuran. Keberuntungan ini mestinya harus di siasati dengan baik, agar bulan ini tidak terlewati dengan sia-sia , dan agar bulan mulia ini menjadi ladang  investasi amal bagi kita semua. Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah SAW memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:.

Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah  mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa.” HR. Ahmad dan an-Nasa`i.

Lantas apa dan bagaimana sesungguhnya bulan Ramdhan ini?. Beberapa hal yang berkaitan erat dengan dengan amal ibadah puasa serta keutamaan Ramadhan mudah-mudahan menjadi penyegar ingatan serta memotivasi diri agar ibadah ini benar-benar terasa instimewa.

  1. Kebesaran Ramdhan adalah terletak dalam ibadah puasanya sebagaimana di perintahkan dalam Al-Quran : QS: Al-Baqarah: 183. Puasa di bulan Ramadhan ini merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas berdasarkan iman dan hanya mengharapkan ridha dari Allah SAW, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap ridha dari Allah SAW, niscaya diampuni dosa-dosanya telah lalu.” HR. Bukhari-Muslim.
  1. Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). QS: al-Baqarah:185.
  1. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah: Shalat Tarawih disyari’atkan berdasarkan hadits ‘Aisyar ra ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi SAW mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah SAW keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah SAW hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah sama bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya.” Rasulullah SAW wafat dan kondisinya tetap seperti ini. HR. al-Bukhari dan Muslim.

Setelah Rasulullah SAW wafat, syariatpun telah mantap, sehingga tidak menimbulkan lagi kekhawatiran. Selanjutnya di masa Khalifah Umar ra dihidupkanlah syari’at shalat Tarawih secara berjamaah dan hal itu disepakati oleh semua sahabat Rasulullah SAW pada masa itu.

  1. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.al-Qadar :3) Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah SAW bersabda:.”Dan barangsiapa yang beribadah pada malam ‘Lailatul qadar’ semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” HR. Bukhari.

Menghidupkan Lailatul qadar adalah dengan memperbanyak shalat malam, membaca Al-Qur’an, zikir, berdo’a, membaca shalawat. Aisyah ra pernah berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa yang aku ucapkan? Beliau menjawab, Bacalah: Alluhuma Innaka ‘Afuuw tuhibbu ‘Afwa fa’fu ‘anny, yang berarti Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku.”

  1. I’tikaf di malam-malam Lailatul Qadar: I’tikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar’i, I’tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah SAW dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari’at.
  1. Memperbanyak sedekah: Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah, dan beliau SAW lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah SAW adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril  menemui beliau. HR. Bukhari.
  1. Melaksanakan ibadah umrah: salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah SAW menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, seperti dalam hadits yang berbunyi: ً “Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji.”

Inilah beberapa ibadah penting yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Harapan tentunya diselipkan di setiap doa agar ibadah puasa Ramadhan diijabahi oleh Allah SWT.

Wallahu A’lam bi al-Shawab.

Kategori:Religi
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar